Wednesday, December 9, 2015

#1 Penentuan Parameter Material Pembentuk Beton

Tahapan pertama dalam praktikum ini adalah menentukan parameter-parameter material pembentuk beton. Terdapat 6 kegiatan di dalam praktikum hari pertama ini, yaitu pemeriksaan berat volume agregat, analisis specific gravity dan penyerapan agregat kasar, pemeriksaan zat organik dan kadar lumpur dalam agregat halus, pemeriksaan kadar air agregat, analisis saringan, serta analisis specific gravity dan penyerapan agregat halus.

Praktikum ke-1 Penentuan Parameter Material Pembentuk Beton

Sebelum memulai praktikum, terlebih dahulu diadakan tes awal. Setelah itu penjelasan singkat dari asisten dan pembagian tugas untuk setiap kelompok. Kelompok kami mendapat tugas untuk pemeriksaan berat volume agregat terlebih dahulu. Bersama kelompok 3, kami membagi tugas kelompok mana yang memeriksa berat volume agregat kasar dan kelompok mana yang memeriksa berat volume agregat halus. Akhirnya kami mendapat bagian untuk memeriksa berat volume agregat halus dan kelompok 3 memeriksa berat volume agregat kasar.
Pertama kami menimbang berat wadah dan melihat volume waadah. Kemudian mengisi wadah tersebut dengan agregat halus. Untuk pemeriksaan yang pertama kami memeriksa berat volume agregat halus dalam keadaan gembur. Setelah itu kami menimbang agregat halus tersebut. Kemudian kami mengulanginya lagi untuk agregat halus dalam kondisi padat. Untuk kondisi padat ini sedikit berbeda dengan sebelumnya yang hanya mengisi wadah dengan agregat halus hingga penuh kemudian menimbangnya. Kami mengisi wadah dengan agregat halus hingga 1/3 bagian lalu menusuk-nusuknya menggunakan batang penusuk sebanyak 25 kali. Lalu diisi lagi hingga 2/3 bagian dan menusuk-nusuknya lagi. Lalu diisi hingga penuh dan menusuknya lagi. Tujuan dari penusukan ini adalah untuk mendapatkan kondisi padat.

Penimbangan agregat kasar untuk menentukan berat volume agregat halus

Setelah selesai melakukan pemeriksaan berat volume agregat kami beralih pada analisis specific gravity dan penyerapan agregat kasar. Bahan-bahan yang akan digunakan telah disediakan sehingga kami hanya perlu mengeringkan agregat kasar hingga diperoleh kondisi SSD. Kondisi SSD adalah kondisi agregat dalam keadaan jenuh dengan permukaan kering atau dengan kata lain permukaan agregat dalam keadaan kering sedangkan rongga-rongganya terisi air. Agregat dengan kondisi seperti ini tidak akan menyerap ataupun menyumbangkan air ke dalam campuran.


Pengeringan agregat kasar untuk analisis specific gravity dan penyerapan agregat kasar

Selanjutnya adalah pemeriksaan zat organik dan kadar lumpur dalam agregat halus. Sayang sekali dalam percobaan ini kami hanya melihat, tidak melakukannya sendiri. Bagian ini merupakan bagian tercepat dari serangkaian percobaan yang dilakukan.

pemeriksaan zat organik dan kadar lumpur dalam agregat halus

Kegiatan selanjutnya adalah pemeriksaan kadar air agregat. Bagian ini juga tergolong cepat karena hanya menimbang agregat dalam kondisi biasa kemudian memasukkan ke dalam oven untuk diketahui berat keringnya.

pemeriksaan kadar air agregat

Setelah itu kami melakukan analisis saringan. Seperti pada percobaan pertama, kami dan kelompok 3 membagi tugas. Kali ini kami mendapat tugas untuk analisis saringan agregat kasar sedangkan kelompok 3 analisis agregat halus.
Analisis saringan agregat kasar

Terakhir, analisis specific gravity dan penyerapan agregat halus yang dapat dikatakan bagian terlama di dalam praktikum ini. Di sini kami tidak melakukannya secara langsung melainkan hanya melihat dan memperhatikan tahapan-tahapannya. Setelah melakukan semua percobaan, praktikum hari pertama selesai. namun kami harus kembali lagi keesokan harinya untuk menimbang berat kering agregat yang dimasukkan ke dalam oven serta melihat kondisi kadar lumpur dan kadar bahan organik.

pemeriksaan kadar lumpur dan bahan organik setelah 24 jam 

pengambilan agregat dai dalam oven

membandingkan warna kadar bahan organik agregat halus

menimbang berat kering agregat