Tahapan pertama
dalam praktikum ini adalah menentukan parameter-parameter material pembentuk
beton. Terdapat 6 kegiatan di dalam praktikum hari pertama ini, yaitu
pemeriksaan berat volume agregat, analisis specific
gravity dan penyerapan agregat kasar, pemeriksaan zat organik dan kadar
lumpur dalam agregat halus, pemeriksaan kadar air agregat, analisis saringan,
serta analisis specific gravity dan
penyerapan agregat halus.
Sebelum memulai
praktikum, terlebih dahulu diadakan tes awal. Setelah itu penjelasan singkat
dari asisten dan pembagian tugas untuk setiap kelompok. Kelompok kami mendapat
tugas untuk pemeriksaan berat volume agregat terlebih dahulu. Bersama kelompok
3, kami membagi tugas kelompok mana yang memeriksa berat volume agregat kasar
dan kelompok mana yang memeriksa berat volume agregat halus. Akhirnya kami
mendapat bagian untuk memeriksa berat volume agregat halus dan kelompok 3
memeriksa berat volume agregat kasar.
Pertama kami
menimbang berat wadah dan melihat volume waadah. Kemudian mengisi wadah
tersebut dengan agregat halus. Untuk pemeriksaan yang pertama kami memeriksa
berat volume agregat halus dalam keadaan gembur. Setelah itu kami menimbang
agregat halus tersebut. Kemudian kami mengulanginya lagi untuk agregat halus
dalam kondisi padat. Untuk kondisi padat ini sedikit berbeda dengan sebelumnya
yang hanya mengisi wadah dengan agregat halus hingga penuh kemudian
menimbangnya. Kami mengisi wadah dengan agregat halus hingga 1/3 bagian lalu
menusuk-nusuknya menggunakan batang penusuk sebanyak 25 kali. Lalu diisi lagi
hingga 2/3 bagian dan menusuk-nusuknya lagi. Lalu diisi hingga penuh dan
menusuknya lagi. Tujuan dari penusukan ini adalah untuk mendapatkan kondisi
padat.
Penimbangan agregat kasar untuk menentukan
berat volume agregat halus
Setelah selesai
melakukan pemeriksaan berat volume agregat kami beralih pada analisis specific gravity dan penyerapan agregat
kasar. Bahan-bahan yang akan digunakan telah disediakan sehingga kami hanya
perlu mengeringkan agregat kasar hingga diperoleh kondisi SSD. Kondisi SSD
adalah kondisi agregat dalam keadaan jenuh dengan permukaan kering atau dengan
kata lain permukaan agregat dalam keadaan kering sedangkan rongga-rongganya
terisi air. Agregat dengan kondisi seperti ini tidak akan menyerap ataupun
menyumbangkan air ke dalam campuran.
Selanjutnya adalah
pemeriksaan
zat organik dan kadar lumpur dalam agregat halus. Sayang sekali dalam percobaan
ini kami hanya melihat, tidak melakukannya sendiri. Bagian ini merupakan bagian
tercepat dari serangkaian percobaan yang dilakukan.
Kegiatan
selanjutnya adalah pemeriksaan kadar air agregat. Bagian ini juga tergolong
cepat karena hanya menimbang agregat dalam kondisi biasa kemudian memasukkan ke
dalam oven untuk diketahui berat keringnya.
pemeriksaan kadar air agregat
Setelah itu kami
melakukan analisis saringan. Seperti pada percobaan pertama, kami dan kelompok 3
membagi tugas. Kali ini kami mendapat tugas untuk analisis saringan agregat
kasar sedangkan kelompok 3 analisis agregat halus.
Terakhir, analisis specific gravity dan penyerapan agregat
halus yang dapat dikatakan bagian terlama di dalam praktikum ini. Di sini kami
tidak melakukannya secara langsung melainkan hanya melihat dan memperhatikan tahapan-tahapannya. Setelah melakukan semua percobaan, praktikum hari pertama selesai. namun kami harus kembali lagi keesokan harinya untuk menimbang berat kering agregat yang dimasukkan ke dalam oven serta melihat kondisi kadar lumpur dan kadar bahan organik.
pemeriksaan kadar lumpur dan bahan organik setelah 24 jam
pengambilan agregat dai dalam oven
membandingkan warna kadar bahan organik agregat halus