“Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya lebih dekat
Dan kau akan mengerti”
Sepenggal lagu favorit di masa kecil, soundtrack film Petualangan
Sherina yang begitu digandrungi oleh anak-anak pada masanya termasuk saya. Di
awal tahun 2000-an film ini cukup menarik perhatian anak-anak dalam berbagai hal,
baik itu lagu-lagunya, kisah petualangannya, maupun kisah persahabatannya. Namun,
ada hal lain yang membuat saya begitu tertarik pada saat itu yaitu sebuah bangunan
megah yang beratapkan kubah dan dilengkapi dengan berbagai macam teleskop,
Observatorium Bosscha.
Sedikit mengungkit sejarah Observatorium Bosscha, tempat
ini merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Bosscha
dibangun oleh NISV (Nederlandch Indische Sterrenkundige Vereeniging) yang
dipelopori oleh Karel Albert Rudolf Bosscha yang mencetuskan ide dibangunnya
observatorium bintang pada tahun 1920. Sebagian besar bangunan Bosscha sudah
selesai pada tanggal 1 Januari 1923 dan pada tahun 1928 observatorium sudah
mulai beroperasi. NISV resmi menyerahkan bangunan ini kepada pemerintah RI pada
tanggal 17 Oktober 1951.
Sumber : dokumentasi pribadi
Bosscha terletak di Lembang, Jawa Barat sekitar 15 km dari
pusat kota Bandung. Tempat ini berada pada ketinggian 1310 m di atas permukaan
laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung dan berdiri di atas tanah
seluas 6 hektar. Bentuk bangunan ini sangat unik karena beratapkan kubah dan
dinding yang membentuk lingkaran. Untuk menghasilkan rancangan dengan bentuk
geometri seperti ini memerlukan pertimbangan lebih karena bangunan ini
dimaksudkan untuk peneropongan bintang. Bentuk ini dipilih agar dapat mewakili
fungsi utamanya secara maksimal. Prof. Ir. C. P. Wolff Schoemaker sebagai
arsitek bangunan ini memperlihatkan bahwa ia mengolah bentuk geometri ini
dengan maksud agar sinar matahari yang jatuh pada bangunan terlihat estetis
melalui kolom-kolom yang menonjol di bagian bawahnya serta elemen-elemen garis
pada landasan kubah.
Observatorium ini mempunyai luas sekitar 225 m2,
dengan ketinggian 15 m dari permukaan tanah, serta memiliki lebar bangunan
sekitar 15 m. Atap yang berbentuk kubah memiliki bobot sekitar 56 ton dengan
diameter 14,5 m dan terbuat dari baja setebal 2 mm. Atap kubah ini dapat
berputar sehingga kita dapat melihat bintang melalui teropong ke segala penjuru
arah. Atap ini juga dapat dibuka di bagian teropong Zeiss berada. Lantai bangunan
ini mempunyai berat sekitar 12 ton dan dapat di atur ketinggiannya dengan
menggunakan motor listrik yang terletak di bawah lantai tersebut.
Dilihat dari bagian luarnya, bangunan tersebut memiliki
bahan penyusun utama berupa beton dan baja. Di bagian bawah merupakan
konstruksi beton bertulang yang didesain dapat tahan terhadap gempa. Bagian dindingnya
kemungkinan memakai batu kali karena bangunan ini merupakan bangunan pada zaman
penjajahan kolonial Belanda. Sedangkan bagian atas yaitu atap yang berbentuk
kubah terbuat dari baja. Sedangkan material lain yang digunakan ialah kayu yang
terdapat pada bagian pintu dan jendela, kaca pada bagian jendela, dan tegel
sebagai lantai. Perkiraan proporsi dari bahan-bahan konstruksi tersebut adalah 40%
beton bertulang, 25% baja, 15% batu kali, 10% tegel, 8% persen kayu, dan 2%
kaca.
Dari beberapa material konstruksi yang telah di sebutkan,
berikut ini merupakan proses pembuatan dua material dari material-material
tersebut yaitu tegel dan kaca.
Proses pembuatan Tegel
1.
Persiapan campuran semen
Semen, mil, serta pewarna semen
dicampur merata menggunakan tangan agar warna dapat tercampur dengan sempurna. Lalu
diayak dengan ayakan halus
2.
Menuang bubur semen (lapisan pertama)
Memasang cetakan yang terbuat dari
lembaran kuningan (bentuknya seperti cetakan roti kering, atau sedikit mirip
dengan cap batik) ke dalam cetakam baja yang bisa tahan tekanan beberapa ton
pada proses pengepresan . tuangkan adonan bubur semen berwarna ke dalam tiap
ruangan cetakan menurut warna yang diinginkan. Setelah mengisi semua ruang,
cetakan motif diambil dari cetakan baja.
3.
Menabur campuran semen kering (lapisan kedua,
ketiga, keempat)
Memberi lapisan kedua, ketiga, dan
keempat dengan campuran dan ukuran yang berbeda.
4.
Menutup cetakan
Setelah diberi semua bahan untuk 4
lapisan, cetakan baja ditutup.
5.
Pengepresan
Pres dengan tekanan mesin hidrolis
6.
Pengambilan tegel dari cetakan
Cetakan baja dibuka dan diambil
tutupan dan kalungannya. Ambil tegel yang baru dipres yang masih basah dan
labil. Proses ini sangat butuh keahlian dan ketelitian. Kalau bukan tukng tegel
yang ahli kemungkinan besar akan rusak pada proses pengambilan tegel ini.
7.
Pengeringan pertama
Sementara ditaruh rak.
8.
Perendaman air
Tegel yang setengah kering
dimasukkan ke dalam bak air dan dibiarkan selama beberapa hari sampai satu
minggu. (proses ini harus dilalui karena di dalam air ada proses yang membuat
tegel itu menjadi sangat keras)
9.
Pengeringan kedua
Tegel yang sudah mengeras diambil
dari bak air dan ditaruh rak yang teduh. (karena proses pengeringan lebih bagus
tidak terlalu cepat)
10.
Finishing
Gosok sudut-sudutnya pakai amplas. Tegel
siap digunakan.
Proses pembuatan
kaca
Secara
skematis proses pembuatan kaca atau gelas dapat digambarkan sebagai berikut:
1.
Persiapan bahan baku (batching)
Pada
tahap ini dilakukan penggilingan, pengayakan bahan baku serta pemisahan dari
pengotor-pengotornya. Serbuk bahan baku ditimbang sesuai komposisi, termasuk
bahan-bahan aditif lain yang diperlukan seperti zat pewarna atau zat-zat yang
sesuai dengan produk kaca yang dikendaki. Pengadukan campuran bahan baku dalam
suatu mixer hal ini dilakukan agar campuran menjadi homogen sebelum dicairkan.
Komposisi
dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :
Bahan
|
Komposisi
(%)
|
Pasir Silika
|
72,6
|
Natrium Karbonat
|
13,0
|
Kalsium Karbonat
|
8,4
|
Dolomit
|
4,0
|
Alumina
|
1,0
|
Lain-Lain
|
1,0
|
2.
Pencairan (melting/fusing)
Bahan
baku yang sudah homogen, diayak dahulu sebelum dimasukkan ke dalam tungku (furnace) bersuhu sekitar
1500oC sehingga campuran akan mencair. Selama proses pencairan,
masing-masing bahan baku akan saling berinteraksi membentuk reaksi-reaksi kimia
berikut :
1.
Reaksi-reaksi penguraian
2.
Na2SO3 à Na2O
+ CO2
3.
CaCO3 à
CaO +
CO2
4.
Na2SO4 à Na2O
+ SO2
5.
Reaksi antara SiO2 dengan
Na2CO3 pada
suhu 630 – 780oC
6.
Na2CO3 + aSiO2 à Na2O.aSiO2 + CO2
7.
Reaksi antara SiO2 dengan
CaCO3 pada suhu 600oC
8.
CaCO3 + bSiO2 à CaO.bSiO2 + CO2
9.
Reaksi antara CaCO3 dengan
Na2CO3 pada
suhu di bawah 600oC
10.
CaCO3 +
a2CO3 à
Na2Ca(CO3)2
11.
Reaksi antara Na2SO4 dengan SiO2 pada suhu 884oC
12.
Na2SO4 + nSiO2 à NaO.nSiO2 + SO2 + 0.5O2
13.
Reaksi utamaaSiO2 + bNa2O
+ cCaO + dMgO à aSiO2.bNa2O.cCaO.dMgO
Leburan
kaca
Tungku
sebagai tempat mencairkan campuran bahan baku kaca atau gelas, terbagi menjadi
3 jenis, yaitu :
· Pot
furnace
Biasanya
dipakai untuk menghasilkan kaca-kaca khusus (special
glass) seperti kaca seni, kaca optik dengan skala produksi yang
kecil sekitar 2 ton atau lebih rendah. Pot terbuat dari bata silica-alumina
(lempung) khusus atau platina.
· Tank
furnace
Digunakan
pada industri gelas skala besar dan terbuat dari bata refraktori (bata tahan
panas). Furnace ini mampu menampung sekitar 1350 ton cairan gelas yang
membentuk kolam di jantung furnace.
· Regenerative
furnace
3.
Pembentukan (forming/shaping)
Bahan
kaca atau gelas yang berbentuk cair lalu dialirkan ke dalam alat-alat yang
berfungsi untuk membentuk kaca padat sesuai yang diinginkan. Ada beberapa jenis
proses pembentukkan kaca, di antaranya adalah :
Ø
Proses mekanik :
a.
Proses Fourcault
Bahan
cair dialirkan secara vertikal ke atas melalui sebuah bagian yang dinamakan
“debiteuse”. Bagian ini terapung di permukaan kaca cair dengan celah sesuai
dengan ketebalan kaca yang diinginkan. Di atas debiteuse terdapat bagian
sirkulasi air pendingin yang akan mendinginkan kaca hingga 650 – 670oC.
Pada suhu tersebut kaca berubah menjadi pelat padat dan akan bergerak dengan
didukung oleh roda pemutar (roller)
yang menarik kaca tersebut ke atas. Gambar di bawah ini melukiskan skema proses Fourcault.
b.
Proses Colburn (Libbey-Owens)
Jika
proses Fourcault , gerakan kaca berlangsung secara
vertikal, maka pada proses Colburn kaca akan bergerak secara
vertical kemudian diikuti gerakan horizontal setelah melewati roda-roda
penjepit yang membentuk leburan gelas menjadi lembaran-lembaran.
c.
Proses Pilkington (float process)
Bahan
cair dialirkan ke dalam sebuah kolam berisi cairan timah (Sn) panas. Kecepatan
aliran bahan cair ini merupakan pengatur tebal tipisnya kaca lembaran yang akan
diproses. Kaca akan mengapung di atas cairan timah karena perbedaan densitas di
antara keduanya. Kaca ini tetap berupa cairan dengan pasokan panas yang berasal
dari pembakar di bagian atas kolam. Pengendalian temperatur di dalam kolam
dilakukan agar kaca tetap rata di kedua sisinya serta pararel. Bahan yang
biaanya digunakan untuk keperluan ini adalah gas nitrogen murni. Selanjutnya,
aliran kaca melewati daerah pendinginan (masih di dalam kolam) dan keluar dalam
bentuk kaca lembaran bersuhu ±600oC.
Ø
Proses tiup (blow)
Proses
ini digunakan untuk membuat botol kaca, gelas kemasan, atau aneka bentuk kaca
seni lainnya.
4.
Annealing
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
Fungsi tahapan ini adalah untuk mencegah timbulnya tegangan-tegangan antar molekul pada kaca yang tidak merata sehingga dapat menimbulkan kepecahan. Proses annealing kaca terdiri dari 2 aktivitas, yaitu :
·
menahan kaca dengan waktu yang cukup di atas temperatur kritik tertentu untuk
menurunkan regangan internal
·
mendinginkan kaca sampai temperatur ruang secara perlahan-lahan untuk menahan
regangan sampai titik maksimumnya.
Proses
ini berlangsung di dalam “annealing lehr”. Untuk jenis kaca lembaran, annealing
lehr ini dilewati oleh kaca-kaca yang bergerak di atas roda berjalan.
5.
Finishing dan pengendalian kualitas (Quality
Control)
Beberapa
proses penyelesaian akhir pada industri gelas adalah cleaning and polishing, cutting, enameling,
dangrading.
Sumber :
No comments:
Post a Comment